Imam Abu Hamid Al-Ghazali رØÙ…Ù‡ اللّÙ‡ berkata:
قال بعض العرب: لا تنكØÙˆØ§ من النساء ستة لا أنانة ولا منانة ولا ØÙ†Ø§Ù†Ø© ولا تنكØÙˆØ§ ØØ¯Ø§Ù‚Ø© ولا براقة ولا شداقة.
Adapun _annanah_ adalah wanita yang banyak mengeluh dan mengaduh, dia seperti membalut kepalanya dengan perban setiap waktu. Jika wanita ini dinikahi sama saja menikahi orang sakit atau orang yang pura-pura sakit, tidak ada kebaikan padanya.
Adapun _mannanah_, dia adalah wanita yang terus mengungkit kebaikan-kebaikannya pada suaminya, ia berkata, “Aku sudah melakukan ini dan itu karenamu.”
Adapun _hannanah_, dia adalah wanita yang merindukan suami yang lain atau anak dari suami yang lain. Ini adalah hal yang wajib dijauhi.
Adapun _haddaqah_ adalah wanita yang memandang tajam segala sesuatu dengan biji matanya, ia tertarik sehingga membebani suaminya dalam belanja.
Adapun _barroqoh_ memiliki dua makna,
Pertama, ia adalah tipe wanita yang sepanjang hari mengilapkan wajahnya, berhias diri, supaya wajahnya berkilau, bersinar, dan itu dibuat-buat.
Kedua, ia adalah tipe wanita yang sering marah pada makanan, ia tidaklah makan kecuali sendirian, kalau makan pun hanyalah sedikit. Ini adalah _lughah_ (bahasa) Yamaniyah. Mereka menyebut istilah ini untuk anak kecil yang marah ketika makan.
Adapun syaddaqah (secara bahasa artinya: lebar sudut mulutnya), ia adalah tipe wanita yang banyak bicara, dalam hadits disebutkan, “Sesungguhnya Allah membenci orang tsartsarin (banyak omong) mutasyaddaqin (banyak berbicara).”
📎 Aadaabun Nikaah wa kasrusy Syahwataian hlm. 35-36 cet. Mansyuraat Daar Al-Ma'aarif, Sousse (Susah) Tunisia th. 1990 M.
.jpg)