Allah Ta'ala berfirman,
Ù‡ُÙˆَ ٱلَّذِÙ‰ٓ Ø£َرْسَÙ„َ رَسُولَÙ‡ُÛ¥ بِٱلْÙ‡ُدَÙ‰ٰ Ùˆَدِينِ ٱلْØَÙ‚ِّ Ù„ِÙŠُظْÙ‡ِرَÙ‡ُÛ¥ عَÙ„َÙ‰ ٱلدِّينِ ÙƒُÙ„ِّÙ‡ِÛ¦ ÙˆَÙ„َÙˆْ ÙƒَرِÙ‡َ ٱلْÙ…ُØ´ْرِÙƒُونَ
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa'di رØÙ…Ù‡ اللّÙ‡ berkata, "Allah menyebutkan sebab muncul dan menangnya agama Islam, baik secara hissi (indrawi) maupun maknawi. Allah berfirman, “Dia-lah Allah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan Agama yang benar,” yakni, dengan ilmu yang bermanfaat dan amal shalih, dengan ilmu yang menunjukkan kepada Allah dan kepada tempat kemuliaan-Nya dan menunjukkan kepada amal dan akhlak yang baik serta menunjukkan kepada kebaikan dunia dan akhirat, “dan Agama yang benar,” yaitu agama yang manusia wajib beragama dengannya dan dengannya manusia beribadah menghabakan diri kepada Rabb semesta alam. Itulah agama kebenaran dan kejujuran yang tidak terdapat kekurangan dan aib yang bisa menyebabkannya dicela. Bahkan perintah-perintah yang ada dalam Islam merupakan hidangan hati, ruh, dan kenyamanan raga. Meninggalkan larangan-larangan agama adalah keselamatan dari keburukan dan kerusakan. Maka apa yang diutus dengannya Nabi Muhammad berupa petunjuk dan agama yang benar merupakan bukti terbesar atas kebenarannya. Agama yang benar itu adalah bukti nyata yang tetap bertahan selama waktu masih ada. Orang yang berakal yang semakin memikirkan Islam maka ia akan semakin berbahagia dan semakin mengetahui (kebenaran). “Agar Dia memenangkannya di atas seluruh agama,” Maksudnya agar Islam mengungguli seluruh agama dengan berbagai hujjah dan bukti nyata dan memenangkan para penegak Islam, baik dengan pedang maupun tombak. Maka sifat ini tetap lekat dalam Islam di setiap waktu. Tidak bisa dikalahkan dan dibantah oleh siapa pun, sehingga Islam tetap mendapatkan kemenangan dan keperkasaan. Adapun para pemeluknya, jika mereka menegakannya dan menjadikannya sebagai lentera dan petunjuk dalam berbagai kepentingan mereka, baik kepentingan dunia maupun akhirat, maka tidak ada yang dapat menentangnya, mereka pasti menang di atas para pemeluk agama-agama yang lain. Namun jika mereka menyia-nyiakan Islam dan hanya sekedar memeluk saja, maka hal itu tidak berguna bagi mereka. Tindakan mereka yang menyia-nyiakan Islam ini menjadi penyebab musuh mampu menguasai mereka. Hal ini pun akan diketahui bagi yang banyak keadan-keadan (sejarah) dan merenungkan kondisi awal kaum Muslimin dan akhir dari mereka."
📎 Taisiir Kariimir Rahmaan fii Tafsiir Kalaamil Mannaan hlm. 1021 cet. Daar Ibn Al-Jauzy Dammam, KSA th. 1440 H.
.jpg)