Orang-Orang Yang Paling Baik Perkataannya

Allah Ta'ala berfirman,

ÙˆَÙ…َÙ†ْ Ø£َØ­ْسَÙ†ُ Ù‚َÙˆْÙ„ًا Ù…ِّÙ…َّÙ† دَعَآ Ø¥ِÙ„َÙ‰ ٱللَّÙ‡ِ ÙˆَعَÙ…ِÙ„َ صَٰÙ„ِØ­ًا ÙˆَÙ‚َالَ Ø¥ِÙ†َّÙ†ِÙ‰ Ù…ِÙ†َ ٱلْÙ…ُسْÙ„ِÙ…ِينَ

"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (QS. Fussilat: 33)

🔘 Syaikh Abu Bakar Al-Jazairi رحمه اللّÙ‡ berkata, "Tidak ada seorangpun yang paling baik perkataannya dari orang yang menyeru (manusia) untuk mentauhidkan Allah dan taat kepada-Nya."

_Aisarut Tafaasir_ (IV/576) cet. Rasim lid Di'ayah wal 'Ilan Jedddah, KSA th. 1410 H

🔘 Ini adalah satu bentuk pertanyaan yang bermakna menafikan sesuatu yang sudah pasti tidak ada. Artinya, tidak seorangpun, yang lebih baik perkataannya, ucapannya, jalan hidup dan kondisinya dari pada orang yang menyeru kepada Allah, dengan memberikan pengajaran kepada orang-orang yang bodoh, memberikan nasihat kepada orang-orang yang lalai dan berpaling serta berdialog dengan orang-orang yang berpaham menyimpang agar mereka hanya beribadah kepada Allah dengan berbagai bentuk ibadah, menganjurkannya dan memperindahnya semampunya, dan agar mereka berhenti melakukan apa-apa yang Allah larang serta memperburuknya (yaitu segala bentuk penyimpangan) dengan segala cara yang bisa membuat mereka meninggalkannya, terutama adalah mengajak kepada kepada prinsip-prinsip dinul Islam, memperindahnya dan mendebat musuh-musuhnya dengan _thatiqoh_ yang terbaik, dan melarang dari lawan prinsip-prinsip tersebut yaitu kekafiran dan syirik, serta mengajak kepada kebaikan dan mencegah yang mungkar.

📌 Termasuk dakwah kepada Allah adalah mengajak mereka mencintai-Nya dengan cara menjelaskan rincian nikmat-nikmat-Nya, kemahaluasan karunia-Nya dan kemahasempurnaan rahmat-Nya serta menjelaskan sifat-sifat kesempurnaan dan kebesaran-Nya.

📌 Termasuk bedakwah kepada Allah adalah memberikan motivasi untuk mencari ilmu dan petunjuk yang bersumber dari Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya dan menganjurkannya (untuk bisa meraihnya) dengan seluruh jalan yang bisa mengantarkan kepadanya. Dan juga menganjurkan (mengajak manusia) untuk berakhlak mulia dan bebuat ihsan kepada segenap makhluk, membalas oang yang berbuat buruk dengan bebuat baik kepadanya, mengajak menjalin silaturahim dan bebakti kepada kedua orang tua.

📌 Termasuk dakwah kepada Allah adalah memberikan nasihat kepada masyarakat umum pada momen-momen tertentu, pada kesempatan-kesempatan yang sesuai dengan keadaan dan pada momen terjadinya bencana sesuai dengan kondisi, dan lain-lainnya yang sangat banyak sekali, yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang mencakup dakwah kepada kebaikan dan larangan dari segala keburukan.

📌 Kemudian Allah befirman, _"dan mengerjakan amal yang shalih,"_ maksudnya, disamping dakwahnya mengajak manusia kepada Allah, ia sendiri haruslah bersegera mematuhi perintah Allah dengan beramal shalih yang membuat Rabb-nya ridha, _"dan berkata, 'sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri"_ maksudnya, tunduk pada perintah-Nya dan menempuh jalan-Nya. Derajat sempurna sepeti ini adalah milik para _shidiqin_ yaitu orang-oang yang beramal untuk menyempurkan diri mereka sendiri dan menyempurnakan oang-orang lain dan mereka memperoleh warisan sempurna dari para Rasul. *Dan sebaliknya orang yang paling buruk perkataannya adalah orang yang tergolong penyeru kepada kesesatan lagi menelusuri jalan-jalannya.*

_Taisiir Kariimir Rahmaan fii Tafsiir Kalaamil Mannaan_ hlm. 886-887 cet. Daar Ibn Al-Jauzy Dammam, KSA th. 1440 H

🔘 *FAWAA-ID:*
1. Keutamaan dakwah kepada Allah.
2. Dakwah haruslah dilaksanakan adalah ikhlas karena mengharapkan wajah Allah, bukan karena menginginkan pujian, sanjungan dan simpati manusia, ingin mendapatkan pengikut, atau karena menginginkan harta dunia.
3. Ketika Allah menyebutkan tentang perkataan terbaik maka hal ini menunjukkan bahwa tidak boleh bagi kita untuk mengucapkan perkataan yang buruk dan hina dengan menuduh, fitnah, ghibah, namimah (adu domba), berdebat kusir atau dengan merendahkan orang lain.
4. Selayaknya bagi seorang yang berdakwah untuk bersemangat mengamalkan ilmunya lebih dari siapa pun.