Tiga Prinsip Akhlak Mulia Dalam Bergaul Antar Sesama Manusia


 

Allah c berfirman,

خُذِ ٱلۡعَفۡوَ وَأۡمُرۡ بِٱلۡعُرۡفِ وَأَعۡرِضۡ عَنِ ٱلۡجَـٰهِلِینَ ۝١٩٩

“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A’raf: 199)

Ayat yang mulia ini mengumpulkan kebaikan akhlak manusia dan apa yang harus dilakukan dalam bergaul bersama mereka. Maka perkara yang selayaknya dijadikan pedoman dalam bergaul antar sesama manusia adalah:

1.      1. Memberi Maaf

Memberi maaf adalah perangai yang disukai oleh jiwa manusia, ia juga merupakan perbuatan dan akhlak yang mudah dilakukan oleh manusia. Jadi jangan membebani manusia dengan apa yang tidak sesuai dengan tabiat mereka, bahkan berterima kasihlah kepada setiap orang atas apa yang dia peroleh darinya dalam bentuk perbuatan dan ucapan yang baik atau yang selain itu, memaklumi kelalaian dan memaafkan kekurangan mereka. Tidak menyombongkan diri kepada yang lebih kecil karena kecilnya, atau kepada orang bodoh karena kebodohannya, atau kepada orang miskin karena kemiskinannya, akan tetapi dia bergaul dengan semuanya dengan lemah lembut dan perlakuan yang sesuai dengan kondisi, dengan dada yang lapang.

2.     2. Memerintahkan Manusia Untuk Mengerjakan Yang Ma’ruf

Yakni menyuruh manusia untuk mengerjakan semua perkataan dan perbuatan yang baik serta akhlak yang sempurna kepada karib kerabat maupun kepada orang yang jauh. Maka jadikanlah sesuatu yang kita berikan kepada manusia adalah dalam bentuk pengajaran ilmu atau dorongan kepada kebaikan berupa silaturahim, berbakti kepada kedua orang tua, mendamaikan perselisihan di antara manusia, memberi nasihat yang berguna, memberi pendapat yang benar, saling tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa, melarang dari yang buruk, atau memberi petunjuk kepada kemaslahatan agama dan dunia.

3.     3. Berpaling Dari Orang Yang Bodoh

Karena gangguan dari orang bodoh adalah suatu keniscayaan, maka Allah memerintahkan agar menyikapinya dengan berpaling dari orang yang bodoh dan tidak membalas kebodohannya. Maka siapa saja yang menyakitimu dengan perkataan atau perbuatan, maka janganlah kamu menyakitinya. Barangsiapa yang tidak memberimu, maka kamu jangan tidak memberinya. Barangsiapa yang memutuskanmu, maka kamu jangan memutuskannya. Dan barangsiapa yang mendzhalimimu, maka bersikap adil-lah kepadanya.

📎 Taisiir Kariimir Rahmaan fii Tafsiir Kalaamil Mannaan hlm. 344 karya Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di, cet. Daar Ibn Al-Jauzy Dammam, KSA th. 1440 H -dengan sedikit penyesuaian-.